Kartu Kredit Bank Mega memaksa biaya dan menjepit pelanggan

Ini tulisan kekecewaan saya terhadap Kartu Kredit Bank Mega. Saya memiliki 1 Kartu Kredit Mega Silver dan 1 Kartu Kredit Mega Carefour.

Saya tidak terima atas interest charge yang begitu besar. Apalagi saya termasuk pengguna yang memiliki status kredit lancar.

Sudah seminggu berlalu, saya menunggu informasi yang dinanti-nantikan tapi tidak muncul juga. Saat itu saya tidak terima karena tagihan saya sebelumnya sebesar Rp.8.500ribuan, kemudian saya melakukan pembayaran minimal (minimal payment) sebesar Rp.1juta, maklum posisi beberapa bulan belakangan ini keadaan ekonomi sedang terjepit. Tetapi tagihan berikutnya datang tertulis sebesar Rp.8.100ribuan. Sungguh hati ini teriris dan kaget tak karuan. Coba bayangkan sakitnya tuh disini, utang 8jutaan, bayar dengan cara cicil 1juta, kok sisanya masih 8jutaan?

Kemudian menghubungi customer service mega call 60010, direspon oleh mbak yang suaranya merdu terdengar bernama Tasya. Mengaku bekerja sebagai customer service.
Saya meminta penjelasan atas interest charge kartu kredit mega saya yang begitu besar sekitar Rp.400ribuan, setelah lama verifikasi data, tanya-tanya sana-sini ini-itu kemudian mengarah ke pokok permasalahan.

Mbak Tasya yang selain suaranya merdu enak juga didengar, menjelaskan bahwa untuk permasalahan seperti itu nanti akan dikirimkan melalui email. Kemudian saya mengatakan bahwa saya tidak sedang sibuk, silakan langsung dijelaskan saja mbak. "Baik pak, mohon menunggu" katanya. Lalu telp digantung. Setelah menunggu sekian lama, suara merdu tersebut kembali menyapa saya dan tidak lupa mengucapkan terima kasih karena sudah bersedia menunggu.

Kembali Mbak Tasya mengatakan "Mohon tunggu sebentar pak, akan dicek terlebih dahulu". Saya pun dengan setianya menunggu suara merdu di kejauhan saja melalui telepon. Kemudian tidak terlalu lama seperti awal tadi, mbak Tasya menyapa saya dan tidak lupa juga mengucapkan terima kasih karena bersedia menunggu, serta meminta maaf karena menunggunya lama. "Tidak apa-apa mba" jawabku menimpali pembicaraan seraya tidak sabar memastikan jawaban yang tepat atas permasalahan yang saya alami.

Mbak Tasya mencoba memberikan penjelasan bahwa "interest charge itu muncul dikarena pembayaran yang minimal pak", katanya. Kalau boleh tahu bagaimana ya mbak rumus perhitungannya? Dengan sabar Mbak Tasya yang suaranya mulai tidak merdu lagi terdengar menjelaskan rumus-rumus menghitungnya. Sambil memegang telpon ditangan kiri, tangan kana saya sambil membuat catatan/menulis mengikuti rumus-rumus tersebut. "Hasilnya berapa mba?" tanyaku. Dengan lemah lembutnya mbak Tasya menjawab hasilnya sebesar Rp.200ribuan. Nah itu, kok bisa saya dikenakan sebesar Rp.400ribuan mba? Apa mbak yang salah menghitung atau bagian penagihan yang saya menuliskan besaran hitungan untuk interest charge kartu kredit mega silver saya? tanyaku sambil melihat catatan bahwa benar hitungan hanya sebesar Rp.200ribuan.

Mohon menunggu sebentar pak, akan saya hitungkan kembali katanya, yang kemudian telepon saya digantung kembali. Tidak terlalu begitu lama, kemudian suara merdu tersebut kembali terdengar dan seperti sebelumnya mengatakan terima kasih telah menunggu pak, katanya. Bagaimana mbak apakah sudah ada jawaban? tanyaku. Baik pak rumusnya adalah .... . . . . . . .... kembali seperti sebelumnya menghitung besaran biaya yang tidak sama sama hasilnya tapi hampir mirip dengan rumus sebelumnya. "Terus, itu kan masih kurang mbak" bagaimana dong ini mbak?" tanyaku sambil menghitung juga dan memastikan hasil penjumlahan tersebut menggunakan kalkulator. Kemudian mbak Tasya mengatakan sambil memberikan solusi bahwa masih dihitung kembali pak, nanti akan di emailkan saja perhitungan yang benar dan pastinya. katanya dengan meyakinkan. Tapi, saya yang memang sangat ingin tahu mengapa begitu besar biaya interest charge di tagihan saya, bersikeras untuk langsung di jawab saja. "Sekarang saja mbak, saya bantu hitung-hitungannya" kataku yang memang mengerti soal hitung-hitungan (terutama dalam menghitung uang). Hohoho... ..

Baik akan saya coba jelaskan lagi ya pak, mohon ditunggu sebentar. Kembali lagi telepon pun digantung. Sepi senyap telepon tidak terdengar suara siapapun, hanya terdengar suara endusan nafas saya yang memang seperti itu adanya jika kita sedang bertelepon. (kalau tidak percaya silakan dicoba atau tiup-tiup telpon Anda saat bertelepon, pasti Anda akan mengerti suara yang saya maksud).

Lebih lama dari sebelumnya, suara yang kembali merdu itu terdengar lagi. "Terima kasih bapak sudah bersedia menuggu," katanya persis seperti sebelumnya. "Iya mbak, bagaimana mbak, apakah sudah ada jawaban tentang permasalahan saya ini," tanyaku dengan merdu juga, supaya mbak Tasya enak berpikirnya jika mendengarkan suara saya yang ternyata merdu juga, pikirku sambil tersenyum.

Baik pak, Baik pak cara menghitungnya rumus menggunakan rumus pertama .... . . . . . . .... kemudian dihitung lagi menggunakan rumus kedua ........ . . .. . .... Rumus tersebut tidak jauh-jauh berbeda, dalam dua kali hitungan menggunakan rumus yang hampir sama, tapi jumlahnya berbeda.
Rumus pertama dijumlahkan hasilnya dengan rumus kedua itulah total hasil sebagai biaya interest charge pak, katanya. Melihat hasil hitung-hitungan saya. Hasilnya yang rumus pertama Rp.200ribuan kemudian rumus kedua Rp.100ribuan, jika di total menjadi Rp.300ribuan. Hasil tersebut samadengan total hasil perhitungan mbak Tasya.

Mbak Tasya, setelah dihitung totalnya sekitar Rp.300ribuan mbak, kataku. Apakah ada rumus lain mbak, supaya dihitung juga. Pokoknya biar saya bantu ngepas-ngepasin kita paksa sampai ketemu angka Rp.400ribuan mbak. Iya pak, masih ada rumus lain yang harus dijumlahkan, katanya. Dugaan saya ternyata benar, bahwa si Mbak Tasya ini memaksa bagaimana caranya supaya ketemu angka tepat di Rp.400ribuan sesuai dengan besaran interest charge yang tertera di tagihan bulanan saya.

Loh mba, kok bisa ditambahkan sana sini ya mba, kataku dengan firasat buruk bahwa ini namanya pemaksaan, dicari-cari angka supaya tepat. "Bapak, baik begini saja pak, nanti akan saya emailkan hasil yang benarnya pak". Lah kok bilang di emailin lagi sih mbak? kataku sambil mengerutkan dahi, tadi angkanya dipaksa-paksa supaya pas, digunakan berbagai macam rumus. Kemudian sekarang dipaksa lagi untuk yang keberapa kalinya mengatakan akan dikirimkan melalui email.

Dikarenakan pembicaraan di telepon sudah berlalu sangat lama, dan suara merdu mbak Tasya walau masih merdu tapi sudah tidak enak lagi didengar sayapun memutuskan untuk mengatakan "iya mbak silakan di emailkan saja bagaimana caranya, kok bisa biaya interest charge begitu besar ditagihan saya?" "Baik pak akan segera saya hitungkan dan segera akan saya kirimkan melaui email ke email bapak" katanya dengan suara merdu agak mengayun kepada saya.

Setelah menutup telepon saya memastikan bahwa mbak Tasya yang seorang customer service tersebut tidak memahami betul produk knowledgenya. Sehingga tidak dapat memberikan jawaban dan penjelasan yang baik kepada pelanggan. Dan saya memprediksi bahwa janji mbak Tasya yang suaranya lembut tersebut akan mengirimi saya email mengenai perhitungan dan penjelasan hanyalah janji manis belaka, tentu tidak akan di kirimkan.

Sampai tulisan ini saya posting sambil mengingat-ingat kembali suara merdu yang berbicara dengan saya diseberang telepon, email itupun tidak ada datang. Jelas sudah bahwa janji tersebut tidak manis, tapi janji palsu. Dan saya hanya bisa membayangkan betapa tambah terjepitnya saya dibulan ini karena harus tetap masih merasakan interest charge tersebut sampai beberapa bulan/tagihan berikutnya.

Bloggernews:

- Cerita ini benar adanya seperti yang terjadi, saya alami sendiri bersama seorang wanita yang mengaku bernama Tasya. (Mega Call)
- Sudah lebih dari seminggu, saya tidak ada mendapatkan telepon kembali, sms atau email yang dijanjikan. (tapi iklan dari MEGA selalu ada)
- Angka tagihan dan perhitungan sengaja tidak saya tuliskan dengan angka yang tepat sesuai dengan tagihan, karena untuk mempermudah penulisan, dan gampang dibaca. Sehingga pembaca dapat mengetahui langsung pengalaman yang saya alami, karena penggunaan tata bahasa sederhana dan yang biasa digunakan saat berbicara sehari-hari.
- Untuk data-data lengkap hasil hitung-hitungan atau lembar tagihan saya, dapat saya berikan dan tunjukkan secara valid jika Anda atau pihak kartu kredit Bank Mega membutuhkan.
- Jalan terbaik untuk menghindari seperti ini adalah menutup kartu kredit, pasti saat ini saya belum akan melakukannya, karena saya membutuhkannya, setidaknya dapat kembali menghubungi mega call dan berharap mbak Tasya yang mengangkat telepon. Ingin merasakan kembali kenikmatan pemaksaan tersebut walau hanya melalui suara. (hohoho)

#Berikut Bukti Bank Mega tidak bertanggungjawab!

Bagikan Artikel ini