Tentang Penunggang Kuda Putih dalam Kitab Wahyu


7 HAL TENTANG SOSOK PENUNGGANG KUDA PUTIH DALAM KITAB WAHYU YANG PERLU ANDA KETAHUI

BLOGGERNES - Kitab Wahyu berisi tentang penglihatan Yohanes yang akan terjadi pada masa-masa yang akan datang hingga kerajaan seribu tahun, bahkan sampai kepada LB3 (langit baru bumi baru). Di antara penjelasan mengenai kesudahan zaman hingga kekekalan, diselipkan kisah dahsyat akan kedatangan-Nya. Seperti apa gambaran kedatangan-Nya itu? Artikel tentang sosok penunggang kuda putih ini, dibuat dalam upaya menggambarkan kedatangan Kristus kedua kali yang begitu dahsyat.

Kitab Wahyu ini mengingatkan kepada kita akan kedahsyatan dan kemahakuasaan Tuhan pada kesudahan zaman, sekaligus rencana-Nya yang indah, mahkota yang disediakan bagi mereka yang bisa mengakhiri pertandingan iman dengan baik, dan memiliki tempat tinggal di Sorga yang kekal.


Sebagaimana Tuhan Yesus pernah mengatakan bahwa Ia akan kembali ke tempat-Nya yang semula yakni takhta Allah yang Kudus dan menyediakan tempat bagi orang percaya (Yoh 14:1-3). Maka kita akan mendapat tempat di kehidupan kekal.


Setiap orang percaya pasti menanti-nantikan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali dan merindukan Kristus datang sebagai Hakim dan Raja.


Kedatangan Kristus kedua kali ini, berbeda dengan peristiwa kedatangan Kristus pertama kali ke dalam dunia. Jika kedatangan-Nya ke dalam dunia menjadi manusia, maka kedatangan yang kedua kali, Kristus datang sebagai Raja yang akan memerintah bangsa-bangsa.


Namun yang menjadi pertanyaan, siapakah sosok penunggang kuda putih dalam Wahyu 6:2 dan 19:11-16? Atau, apakah penunggang kuda putih dalam Wahyu 6:2 dan 19:11-16 adalah penunggang yang sama? Seperti apakah kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali itu? Simak penjelasan di bawah ini.


1. Gambaran Sosok Penunggang Kuda Putih dalam Wahyu 19:11-16

Khusus di dalam nats ini, Yohanes menjelaskan mengenai penunggang kuda putih. Di sini Yohanes melihat sorga terbuka dan munculah kuda putih dan penunggang-Nya, “Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya ….” (ay. 11).

Gambaran dari sosok sang penunggang kuda putih ialah:
  • Yang Setia dan yang Benar.
  • Menghakimi dan berperang dengan adil
  • MataNya bagaikan nyala api
  • Kepala-Nya banyak mahkota
  • Memakai jubah yang telah dicelup dalam darah
  • NamaNya Firman Allah
  • Ia memiliki pasukan bala tentara Sorga yang mengikuti-Nya
  • Dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam
  • Menggembalakan dengan gada besi
  • Pada jubah dan pahaNya tertulis Raja segala raja

2. Perbedaan Penunggang Kuda Putih dalam Wahyu 6:2 dan 19:11-16

Sebelum menjelaskan tentang kedahsyatan Tuhan Yesus sebagai penunggang kuda putih, terlebih dahulu kita harus mengetahui perbandingannya dengan penunggang kuda putih dalam Wahyu 6:2. Hal ini perlu diketahui sebab ada banyak orang salah tafsir tentang siapa penunggang kuda putih di dalam dalam Wahyu 6:2 ini.

Perbedaannya:

Wahyu 6:2

  • Penunggang sebuah panah
  • Dikaruniakan sebuah mahkota
  • Maju sebagai pemenang
  • Untuk merebut kemenangan

Wahyu 19:11-16

  • Ia disebut Setia dan Benar (ay. 11)
  • Ia Memiliki banyak mahkota (ay. 12)
  • Ia menghakimi dan berperang dengan adil (ay. 11),tentu sudah meraih kemenangan.
  • Ia adalah Firman Allah (ay. 13)
  • Raja yang berkuasa, membinasakan, dan menggembalakan dengan gada besi, dan memerintah (ay. 14-16)

Selain itu, jika melihat konteks nats ini, bahwa Wahyu 6:2 merupakan meterai pertama yang dibuka oleh Anak Domba yang adalah Tuhan Yesus sendiri. Yang menjadi pertimbangan, apakah Tuhan Yesus yang membuka meterai, kemudian langsung menunggang kuda putih, dan balik lagi membuka meterai selanjutnya?


 

3. Gambaran Kedua Sosok Penunggang Kuda Putih

Penunggang kuda putih dalam Wahyu 19:11-16, digambarkan sebagai yang Setia dan yang Benar, mata-Nya bagaikan nyala api, kepala-Nya banyak mahkota, memakai jubah yang telah dicelup dalam darah, nama-Nya Firman Allah, memiliki pasukan bala tentara Sorga, dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam, menggembalakan dengan gada besi, dan pada jubah dan paha-Nya tertulis Raja segala raja.


Sosok penunggang kuda putih yang begitu mengagumkan dan luar biasa ini, penunggangnya tidak lain adalah Tuhan Yesus Kristus sendiri. Sebab Yesus digambarkan sebagai Sang Pribadi yang setia dan benar, Sang Hakim dan panglima perang yang berperang dengan adil, Sang Raja yang dahsyat, Sang Penguasa atau Tuhan yang adalah Allah yang hidup.


Di dalam Wahyu 19:11-16, Yesus adalah Sang Penunggang kuda putih, sedangkan di dalam Wahyu 6:2 ada yang menafsirkan bahwa itu adalah Tuhan Yesus sebagai penunggangnya, namun bila diperhatikan akan terlihat perbedaan yang jelas.


Pertama, di dalam Wahyu 6:2, sang penunggang membawa panah, sedangkan Yesus disebut memakai pedang tajam yang keluar dari mulut-Nya.


Kedua, penunggang kuda putih itu dikaruniakan sebuah mahkota, sedangkan Yesus disebut memiliki banyak mahkota di kepala-Nya.


Ketiga, penunggang kuda putih itu maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan, sedangkan Yesus tidak lagi merebut kemenangan sebab kemenangan sudah ada di tangan-Nya. Ia datang untuk menghakimi dan memerintah sebagai Raja Kekal.


Keempat, meterai itu dibuka oleh Sang Anak Domba yang adalah Tuhan Yesus sendiri, maka tidak mungkin Tuhan Yesus yang membuka meterai pertama itu, lantas langsung menunggang kuda putih dan balik lagi membuka meterai kedua.

Penjelasan yang tepat di sini, bahwa Tuhan Yesus bukan penunggang kuda putih dalam Wahyu 6:2, melainkan Ia adalah penunggang kuda putih dalam Wahyu 19:11-16.


4. Sosok Penunggang Kuda Putih dalam Wahyu 6:2


Jika kita melihat dengan seksama berdasarkan penafsiran futuris bahwa Wahyu 6 dan seterusnya, tentu berbicara tentang peristiwa yang akan terjadi pada akhir zaman yang diawali dengan Anak Domba membuka meterai.



Ada dua pandangan yang berbeda mengenai sosok penunggang kuda putih sesuai dengan penafsiran masing-masing, yakni ada yang mengatakan antrikris dan ada yang mengatakan sebagai gelombang perkembangan gereja Tuhan.




Pandangan pertama mengenai sosok penunggang kuda putih pada Wahyu 6:2 tersebut mengatakan bahwa sosok ini merupakan Antikris atau anti Kristus. Alasannya:



  • Kuda putih sebagai yang pertama dari keempat kuda harus dilihat sebagai bagian dari kuasa perang, kelaparan, dan kematian.
  • Kuda ini dipakai untuk berperang dan busur panah adalah senjata untuk membunuh.
  • Penunggang kuda putih mempunyai senjata busur panah bukan pedang seperti digambarkan dalam Wahyu 19:15.
  • Kuda putih berpakaian biasa tidak memakai jubah putih seperti dalam Wahyu 1:13.
  • Dikaruniakan sebuah mahkota sedang Kristus memiliki banyak mahkota.
  • Tampil sebagai pemenang untuk merebut kemenangan, sedangkan Kristus sudah menang dan Ia datang kedua kali untuk menghakimi dan memerintah sebagai Raja kekal.

Kaitannya dengan antikris sebab masa kesudahan zaman diawali dengan kekuasaan antikris akan dunia ini. Masa ini adalah masa antikris memerintah. Dalam Matius 24:15, Antikris tampil di bait Allah. Namun roh antikris juga muncul sejak zaman PB. Hal ini termasuk guru-guru palsu, nabi palsu, Mesias palsu, dan Kristus palsu.


Pandangan ini juga beranggapan bahwa munculnya kuda putih dan ketiga kuda lainnya adalah rentetetan peristiwa kesudahan zaman yang dimulai dari munculnya kuda putih sebagai antikris yang memerintah atau roh antikris yang menyesatkan.


Selain itu, pandangan futuris juga beranggapan, kesudahan ini atau muncul keempat penunggang kuda yang dimulai dalam Wahyu 6, belumlah terjadi. Ini masa anugerah atau masa kasih karunia yang diberikan kepada gereja Tuhan. Wahyu 1 – 4, yakni ketujuh Jemaat, dianggap merupakan keberadaan gereja Tuhan di zaman akhir. Orang percaya saat ini, hidup di zaman akhir dan memasuki akhir zaman yang dimulai pada Wahyu 6, di mana kesudahan alam semesta terjadi.


Nah, kesudahan zaman terjadi yang dimulai pada Wahyu 6, yang diawali munculnya antikris sebagai penunggang kuda putih dalam Wahyu 6:2 ini, kemudian diikuti (tidak bersamaan) kuda merah, kuda hitam, dan kuda hijau kuning (Why. 6:3-8).


Pandangan kedua mengenai sosok penunggang kuda putih pada Wahyu 6:2 tersebut mengatakan bahwa sosok ini merupakan perkembangan masa Gereja Tuhan. Alasannya:


  • Peristiwa akhir zaman telah dimulai pada kedatangan Kristus pertama kali
  • Kuda putih menggambarkan munculnya kekristenan yang mewarnai dunia
  • Kuda putih meraih kemenangan menggambar kekristenan yang mendunia
  • Kemenangan di sini Kekristenan mengubah dunia pada perdamaian dan kebangunan rohani
  • Kuda putih adalah masa di mana gereja meraih kemenangan

Kuda putih dianggap sebagai gelombang kekristenan yang membawa kedamaian bagi dunia dan masa kejayaan gereja di bumi ini, di mana Injil disebarluaskan dan merebut kemenangan yang dahsyat, melalui gambaran kebangunan rohani terjadi di berbagai belahan dunia. Juga dibarengi pertumbuhan populasi kekristenan di dunia.

Namun kemudian selain kuda putih diikuti kedatangan kuda yang lain, yang memasuki fase penghancuran dunia atau akhir zaman.


Tidak ada yang tahu persis siapa sosok penunggang kuda putih di dalam Wahyu 6:2 ini, bisa juga lebih mungkin ini adalah perkembangan kekristenan yang mendunia. Tetapi tentu penunggang di sini bukan Tuhan Yesus, sebab kedatangan-Nya kedua kali digambarkan dalam Wahyu 19:11-16.


Rentetan peristiwa akhir zaman mulai terjadi, menunjukkan bahwa kesudahan mulai semakin dekat dan kita pun harus berjaga-jaga.


5. Sosok Penunggang Kuda Putih dalam Wahyu 19:11-16


Penungang kuda putih di sini digambarkan sosok yang hebat, dahsyat, dan luar biasa sebagaimana digambarkan di atas. Melihat dari ciri-ciri atau gambaran sosok-Nya, maka jelas bahwa penunggang kuda putih di sini ialah Tuhan Yesus Kristus yang datang kedua kalinya dengan segala kedahsyatan, kemahakuasaan, keaguangan, ketegasan, kemurkaan, keadilan, kejayaan, dan kekekalan-Nya.


Pribadi Yesus digambarkan di sini sebagai:
  • Sang Pribadi yang setia dan benar. (ay. 11)
  • Sang Hakim dan panglima perang yang berperang dengan adil. (ay. 11,14)
  • Sang Raja yang dahsyat (ay 12, 15-16)
  • Sang Penguasa atau Tuhan yang adalah Allah yang hidup (ay. 13, 15)

6. Perbandingan Kedatangan Kristus Pertama dan Kedua Kali

Timotius Subekti dalam bukunya Kitab Wahyu Rahasia Akhir Zaman 3, menggambarkan perbandingan Kedatangan Kristus pertama kali dan kedua kali:

Kedatangan Kristus pertama kali

  • Langit terbuka (Mat:13)
  • Datang menunggangi seekor keledai (Za 9:9, Luk. 10:34)
  • Diberi mahkota duri (Mat 27:29)
  • Dengan tubuh yang berlumuran darah (Yoh 19:34).

Kedatangan Kristus Kedua Kali

  • Langit terbuka (Why. 19:11)
  • Datang menunggangi seekor kuda putih (Why 19:11)
  • Dengan banyak mahkota di kepalaNya
  • Dengan pakaian yang berlumuran darah.

7. Perbandingan empat Kedudukan Tuhan Yesus

Perbandingan empat kedudukan Tuhan Yesus pada masa kedatangannya pertama kali dan kedatangannya kedua kali, sebagai berikut.

Kedatangan Kristus pertama kali:

  • Sebagai Hamba: Dia ditolak sebagai nabi = hamba Allah, yang memberitakan kebenaran (Yoh. 8:40,45). Mereka berkata: “dari Galilea tidak terbit seorang nabipun!” (Yoh. 7:52)
  • Sebagai Anak Manusia: Dia dianiayakan! Sengsara sebagai manusia. PengakuanNya sebagaiAllah yang menyebabkan Yesus harus menerima mahkota duri!
  • Sebagai Allah: Dia disalibkan sehingga mengeluarkan darah (Mat. 26:63-6; 27:43), sebab pernyataanNya sebagai Allah!
  • Sebagai Raja: Ia dipermainkan oleh tentara-tentara Roma dan penghulu-penghulu Yahudi (Mat 27:27-31).

Kedatangan Kristus Kedua Kali:

  • Sebagai Hamba: Dia diberi wewenang untuk menghukum, sebab Dialah yang tahu siapa yang mau menerimaNya dan yang menolakNya (Why. 19:11). Hamba itu akan menjadi hakim yang besar.
  • Sebagai Anak Manusia: Dia menunjukkan diri sebagai pemenang atas maut dan karena itu Dia datang dengan memakai mahkota banyak! (Why. 19:12)
  • Sebagai Firman = Allah – Dia akan datang untuk membinasakan mereka yang melawan Firman, sehingga darah mengalir (19:13)
  • Sebagai Raja: Ia akan datang dengan kemurkaan yang besar atas mereka yang mempermainkanNya (19:15-16).


Kesimpulan

Alasan dari pendapat penunggang kuda putih dalam Wahyu 6:2 ialah antikris (anti Kristus) atau nabi palsu, sebab kuda putih sebagai yang pertama dari ketujuh meterai yang dibuka oleh Tuhan Yesus, merupakan bagian dari penyesatan, kuasa perang, kelaparan, dan kematian.

Jadi penunggang kuda putih tersebut datang untuk meraih kemenangan dengan menyesatkan bangsa-bangsa melalui pemerintahannya sebagai Antikris. Meterai pertama dilihat sebagai tampilnya Antikris sebagai penguasa dunia di mana dalam Matius 24:15, Antikris tampil di bait Allah yang sudah dibangun, yakni bait Allah ketiga.


Namun penunggang kuda putih bisa ditafsirkan sebagai masa gereja berkembang dan meraih kemenangan, di mana Injil disebarluaskan dan gereja terus bertumbuh hingga mendunia. Penafsiran ini lebih mendekati sebab tak bisa dipungkiri sejarah dunia telah mengukir jelas mengenai perkembangan gereja di dunia.


Bila penunggang kuda putih dalam Wahyu 6:2 adalah mengenai perkembangan gereja secara global, penunggang kuda putih dalam 19:11-16 mengenai kedatangan Kristus kedua kali. Tuhan Yesuslah yang datang kedua kali dengan menyatakan dir Sebagai Tuhan, Hakim, dan Raja.


Kedatangan Kristus Kedua Kali sangat jelas yakni langit terbuka dan Ia menunggangi seekor kuda putih, dengan mata-Nya bagaikan nyala api dan banyak mahkota di kepalaNya. Ia datang dengan kedahsyatan untuk menghakimi dan memerintah sebagai Raja yang kekal.



Kristianitas.com

Belum ada Komentar untuk "Tentang Penunggang Kuda Putih dalam Kitab Wahyu"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel